Rabu 07 Desember 2022 ,--
KOTA -- BEKASI ,--
Pemerintah Kota Pakse Laos melakukan pertemuan dengan Pemerintah Kota Bekasi dalam rangka kunjungan dan studi lapangan terhadap pengelolaan lumpur tinja, bertempat di Aula Nonon Sonthanie, Rabu (07/12/22).
Pemimpin rombongan selaku Wakil Gubernur Pemerintah Kota Pakse Laos Mr. Somboom Heuangvongsa menjelaskan maksud dan tujuan untuk mengadopsi sistem dan regulasi yang berlaku. " Pertemuan ini terlaksana atas 2 GGGI dari FSMA (Indonesia) dan Laos, salah satu tujuan kedatangan ingin belajar tentang sanitasi Kota Bekasi yang menjadi salah satu terbaik di Indonesia "Sebelumnya, Pemerintah Kota Pakse Laos telah berkunjung ke kementerian PUPR, Bappenas, dan Kota Depok untuk melihat pengolahan limbah.
Rencananya setelah berkunjung ke Kota Bekasi dilanjutkan ke Kota Solo. Beliau mengaku bahwa Pemerintah Kota Pakse Laos sangat terkesan dengan sanitasi yang ada dilakukan di pemerintah Indonesia. "Kami sangat antusias dengan pengelolaan limbah di Kota Bekasi.
Kami juga menilai bahwa praktis sanitasi pengelolaan limbah cukup baik, karena perbedaaan luas wilayah dan kepadatan penduduk kami ingin belajar banyak di Kota Bekasi.
Kami ingin mengadopsi tidak hanya teknologi namun regulasi yang diperlukan dalam rangka menunjang pengelolaan air limbah "Selanjutnya, Sekretaris Daerah Kota Bekasi Reny Hendrawati menerima kedatangan rombongan didampingi Plt. Kadisperkimtan Asep Gunawan, Kabag Perekonomian Setda Zeno, Kabid di Disperkimtan Iim Halimi dan Pimpinan BLUD UPTD PALD beserta jajarannya. " Selamat datang di Kota Bekasi, kami berterimakasih karena telah menunjuk pengelolaan lumpur tinja disini.
Kami mendapatkan kehormatan untuk menjadi tempat pelaksanaan pengelolaan lumpur tinja "Pemerintah Kota Bekasi terus berusaha memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat dengan memberikan inovasi dalam pengelolaan limbah membuat peningkatan sanitasi layak mencapai 98% dan belum sanitasi sebesar 2 %.
Berupaya maksimal dalam mengelola air limbah domestik salah satunya dengan mengembangkan kelembagaan yaitu membentuk sebuah badan layanan umum Daerah unit pelaksana teknis daerah pengelolaan air limbah domestik. " Adapun teknologi yang digunakan Pemkot. Bekasi melalui BLUD UPTD PALD menggunakan teknologi mechanical dengan kapasitas pengolahan black water 120 M³/hari dan grey water 600 M³/hari dan telah memiliki 9.449 pelanggan "Karena wilayah Kota Bekasi sangat terbatas maka dipilihlah kebijakan untuk pengembangan SPALD-S (Sistem Pengelolaan Air Limbah-Setempat) menggunakan septic tank yang nantinya akan beralih menjadi SPALD-T (Sistem Pengelolaan Air Limbah - Terpusat) seperti Sewerage System.
Sebelum menutup, Reny berharap dengan adanya kunjungan dan studi lapangan ini menjadikan Pemerintah Kota Pakse Laos untuk lebih baik lagi dalam mengelola lumpur dan menjadikan motivasi bagi Pemkot.
Bekasi untuk meningkatkan pelayanan yang lebih dalam pengelolaan air limbah domestik.
Acara dilanjutkan dengan dialog interaktif, foto bersama, dan tukar menukar cinderamata antara Pemerintah Kota Bekasi dengan Pemerintah Kota Pakse Laos.
(Dro)( GEOFFREY . M )
Adv/ Humas Kota Bekasi ,--