Selasa 22 November 2022 ,-- DUMAI ,--
Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) melepas ekspor komoditas pertanian asal Provinsi Riau sebanyak 368 ribu ton menuju 35 negara, antara lain Cina, Jepang, Vietnam, Filipina dan lainnya.
Komoditas pertanian unggulan berupa kelapa sawit dan turunan, kelapa dan turunan, porang, magot dan komoditas lainnya dengan total nilai Rp. 3,7 triliun."Apresiasi yang tinggi kepada Bapak Walikota Dumai, petani dan para pelaku usaha agribisnis asal Provinsi Riau yang telah mempertahankan komoditasnya di pasar glolbal," kata Bambang, Kepala Barantan, saat melepas ekspor di Pelabuhan Pelindo, Dumai, Riau, Senin (21/11) Kemarin.
Menurut Bambang, hal ini merupakan refleksi keunggulan komparasi keberhasilan pengembangan pembangunan pertanian asal Provinsi Riau, khususnya Dumai dalam mengakselerasi ekspor pertanian. Hal ini tentunya sejalan dengan tugas strategis yang diberikan Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo, red) kepada Barantan dalam mengakselerasi peningkatan ekspor, Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks).Paisal, SKM, MARS, Walikota Dumai menyampaikan apresiasi yang tinggi atas pengawalan pembangunan pertanian diwilayahnya.
Ia juga menyampaikan lokasi wilayahnya yang strategis sehingga tren investasi"Mohon dukungan Dumai akan membangun pelabuhan peti kemas, sehingga produk olahan pertanian asal Riau dapat langsung diekspor tanpa melewati Medan," kata Paisal.
Sementara Sahat Pangabean Staf Ahli Bidang Manajemen Konektivitas, Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi ang turut hadir menyampaikan bahwa dukungan percepatan ekspor adalah solidnya tim antar otoritas instansi di pelabuhan (CIQP, Custom, Immigration, Quarantine & Port, red) dan modernisasi.
"Penataan dipelabuhan yang kita lakukan sekarang dengan menggunakan digitalisasi.
Lebih cepat, tepat dan transparan," katanya.Sebagai informasi, dari data IQFAST Karantina Pertanian Riau, tren ekspor asal negeri Lancang Kuning ini meningkat secara signifikan. Di tahun 2021 senilai Rp. 39,42 triliun atau meningkat 15,4% dibandingkan tahun 2020 yang hanya mencapai Rp. 34,14 triliun saja.
Keberhasilan peningkatan ekspor merupakan sinergi banyak pihak mulai dari hulu sampai ke hilir serta yang paling utama adalah komitmen pimpinan daerah.
"Dan kami selaku instrumen perdagangan pertanian akan terus optimal mendukung komoditas pertanian berorientasi ekspor, pungkas .
(Renny veneno)