Pemkot Bekasi Keluarkan Surat Edaran PPKM Level 2 Corona Virus Disease

Oktober 23, 2021
SIMAK BERITA NEWS .COM 

Sabtu 23 Oktober 2021,-
KOTA - BEKASI .

Pemerintah Kota Bekasi mengeluarkan Surat Edaran Nomor : 443.1/1652/SET.COVID-19 Tentang Perpanjangan  Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2 Corona virus Disease 2019.
Menindaklanjuti lnstruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2021 tentang
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 3, Level 2 dan Level 1 Corona Virus
Disease 2019 di Wilayah Jawa dan Bali, perlu dilakukan pengetatan pada aktivitas masyarakat,
sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pengetatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota
Bekasi dalam upaya penanganan dan pengendalian penyebaran Corona Virus Disease
2019 (Covid -19) di Kota Bekasi, dilakukan mulai tanggal *19 Oktober 2021 sampai
dengan 1 November 2021*, dengan ketentuan:
a. Pelaksanaan pembelajaran di satuan pendidikan dapat dilakukan melalui
pembelajaran tatap muka terbatas dan/atau pembelajaran jarak jauh berdasarkan
Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri
Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 03/KB/2021, Nomor 384 Tahun 2021,
Nomor HK.01.08/MENKES/4242/2021, Nomor 440 - 717 Tahun 2021 tentang
Panduan Penyelenggaraan Pernbelajaran di Masa Pandemi Corona virus Disease 2019 (COVID -19) dan bagi satuan pendidikan yang melaksanakan pembelajaran
tatap muka terbatas dilaksanakan dengan *kapasitas maksimal 50% (lima puluh
persen)*, kecuali untuk :
1) SDLB, MILB, SMPLB, SMALB, dan MALB *maksimal 62% (enam puluh dua
persen)* sampai dengan *100% (seratus persen)* dengan menjaga jarak minimal
*1,5 m (satu koma lima meter)* dan maksimal *5 (lima) peserta didik per kelas*;
dan
2) PAUD maksimal 33% (tiga puluh tiga persen) dengan menjaga jarak minimal 1,5 m (satu koma lima meter) dan maksimal 5 (lima) peserta didik per kelas.
b. Pelaksanaan kegiatan pada sektor non esensial diberlakukan 50% (lima puluh
persen)* WFO bagi pegawai yang sudah divaksin dan wajib menggunakan *aplikasi
Peduli Lindungi* pada pintu akses masuk dan keluar tempat kerja;
c. Pelaksanaan kegiatan pada sektor:
1) esensial seperti
a) Keuangan dan perbankan hanya meliputi asuransi, bank, pegadaian, bursa
berjangka, dana pensiun, dan lembaga pembiayaan (yang berorientasi
pada pelayanan fisik dengan pelanggan (customer) dapat beroperasi
dengan kapasitas maksimal *75% (tujuh puluh lima persen)* staf untuk
lokasi yang berkaitan dengan pelayanan kepada masyarakat, serta *50%
(lima puluh persen)* untuk pelayanan administrasi perkantoran guna
mendukung operasional;
b) Pasar modal (yang berorientasi pada pelayanan dengan pelanggan
(customer) dan berjalannya operasional pasar modal secara baik) dapat
beroperasi dengan kapasitas maksimal *75% (tujuh puluh lima persen)*
staf;
c) Teknologi informasi dan komunikasi meliputi operator seluler, data center,
internet, media terkait dengan penyebaran informasi kepada masyarakat
dapat beroperasi dengan kapasitas maksimal *75% (tujuh puluh lima
persen)* staf;
d) Perhotelan non penanganan karantina:
• Wajib menggunakan aplikasi Peduli Lindungi guna melakukan skrining
terhadap semua pegawai dan pengunjung;
• *Kapasitas maksimal 50% (lima puluh persen)* dan hanya pengunjung
dengan *kategori Hijau dan Kuning dalam aplikasi peduli Lindungi*
yang boleh masuk;
• Fasilitas pusat kebugaran/gym, ruang pertemuan/ruang rapat/meeting
room, 

dan ruang pertemuan dengan kapasitas besar/ballroom diizinkan
buka dengan *memakai aplikasi peduli Lindungi* dan kapasitas
maksimal *50% (lima puluh persen)*, serta penyediaan makanan dan
minuman pada fasilitas ruang pertemuan/ruang rapat/meeting room,
dan ruang pertemuan dengan kapasitas besar/ballroom disajikan dalam
box dan tidak ada hidangan prasmanan; dan
• Pengunjung *usia dibawah 12 (dua belas) tahun* harus menunjukkan
hasil negatif Antigen (H-1)/PCR (H-2).
e) industri orientasi ekspor dan penunjangnya dimana pihak perusahaan harus
menunjukkan bukti contoh dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)
selama 12 (dua belas) bulan terakhir atau dokumen lain yang menunjukkan
rencana ekspor dan wajib memiliki IOMKI dengan memperhatikan
pengaturan teknis dari Kementerian Perindustrian, dapat beroperasi
dengan pengaturan shift dengan kapasitas maksimal *75% (tujuh puluh lima persen)* staf untuk setiap shift hanya di fasilitas produksi/pabrik, serta
*50% (lima puluh persen)* untuk pelayanan administrasi perkantoran guna
mendukung operasional dengan menerapkan protokol kesehatan,
menggunakan *aplikasi Peduli Lindungi*, pengaturan masuk dan pulang
serta makan karyawan tidak bersamaan.
2) esensial pada sektor pemerintahan yang memberikan pelayanan publik yang
tidak bisa ditunda pelaksanaannya *diberlakukan 50% (lima puluh persen)*
maksimal staf WFO dengan protokol kesehatan secara ketat;3) Kritikal pada sektor pemerintahan yang melaksanakan tugas di kantor dengan
jumlah pegawai maksimal *100% (seratus persen)* dengan protokol kesehatan
secara ketat;
4) kritikal seperti:
a) Kesehatan dapat *beroperasi 100% (seratus persen)* staf tanpa ada pengecualian;
b) Keamanan dan ketertiban dapat beroperasi *100% (seratus persen)* staf tanpa ada pengecualian;
c) Penanganan bencana dapat beroperasi *100% (seratus persen)* maksimal
staf, hanya pada fasilitas produksi/konstruksi/pelayanan kepada
masyarakat dan untuk pelayanan administrasi perkantoran guna mendukung operasional, diberlakukan maksimal *50% (lima puluh persen)*
staf dan wajib mendapatkan rekomendasi dari Kementerian teknis pembina
sektornya sebelum dapat memperoleh akses untuk menggunakan aplikasi
Peduli Lindungi;
d) Energi dapat beroperasi *100% (seratus persen)* maksimal staf, hanya pada fasilitas produksi/konstruksi/pelayanan kepada masyarakat dan untuk
pelayanan administrasi perkantoran guna mendukung operasional,
diberlakukan maksimal *50% (lima puluh persen)* staf dan wajib untuk menggunakan aplikasi Peduli Lindungi yang sudah dimulai *sejak
tanggal 7 September 2021* guna melakukan skrining terhadap semua
pegawai dan pengunjung yang masuk kepada fasilitas produksi/ konstruksi/
pelayanan dan wilayah administrasi perkantoran;
e) Logistik, transportasi dan distribusi terutama untuk kebutuhan pokok masyarakat dapat beroperasi *100% (seratus persen)* maksimal staf, hanya
pada fasilitas produksi/konstruksi/pelayanan kepada masyarakat dan untuk
pelayanan administrasi perkantoran guna mendukung operasional,
diberlakukan maksimal *50% (Lima puluh persen)* staf dan wajib untuk
menggunakan *aplikasi Peduli Lindungi* yang sudah *dimulai sejak
tanggal 7 September 2021* guna melakukan skrining terhadap semua
pegawai dan pengunjung yang masuk kepada fasilitas produksi/ konstruksi/
pelayanan dan wilayah administrasi perkantoran;
f) Makanan dan minuman serta penunjangnya, termasuk untuk ternak/hewan
peliharaan dapat beroperasi *100% (seratus persen)* maksimal staf, hanya pada fasilitas produksi/konstruksi/pelayanan kepada masyarakat dan untuk
pelayanan administrasi perkantoran guna mendukung operasional,
diberlakukan maksimal *50% (lima puluh persen)* staf dan wajib untuk
menggunakan *aplikasi Peduli Lindungi* yang sudah dimulai sejak
tanggal 7 September 2021 guna melakukan skrining terhadap semua
pegawai dan pengunjung yang masuk kepada fasilitas produksi/ konstruksi/
pelayanan dan wilayah administrasi perkantoran;
g) Pupuk dan petrokimia dapat beroperasi *100% (seratus persen)* maksimal
staf, hanya pada fasilitas produksi/konstruksi/pelayanan kepada
masyarakat dan untuk pelayanan administrasi perkantoran guna mendukung operasional, diberlakukan maksimal *50% (lima puluh persen)* staf dan wajib untuk menggunakan aplikasi Peduli Lindungi guna
melakukan skrining terhadap semua pegawai dan pengunjung yang masuk
kepada fasilitas produksi/ konstruksi/ pelayanan dan wilayah administrasi
perkantoran;
h) Semen dan bahan bangunan dapat beroperasi *100% (seratus persen)* maksimal staf, hanya pada fasilitas produksi/konstruksi/pelayanan kepada masyarakat dan untuk pelayanan administrasi perkantoran guna
mendukung operasional, diberlakukan maksimal *50% (lima puluh persen)*
staf dan wajib untuk menggunakan *aplikasi Peduli Lindungi* yang sudah
dimulai sejak tanggal 7 September 2021 guna melakukan skrining terhadap semua pegawai dan pengunjung yang masuk kepada fasilitas
produksi/ konstruksi/ pelayanan dan wilayah administrasi perkantoran;i) Obyek vital nasional dapat beroperasi *100% (seratus persen)* maksimal staf hanya pada fasilitas produksi/konstruksi/pelayanan kepada
masyarakat dan untuk pelayanan administrasi perkantoran guna mendukung operasional, diberlakukan maksimal *50% (lima puluh persen)*
staf;
j) Proyek strategis nasional dapat beroperasi *100% (seratus persen)*
maksimal staf hanya pada fasilitas produksi/konstruksi/pelayanan kepada masyarakat dan untuk pelayanan administrasi perkantoran guna
mendukung operasional, diberlakukan maksimal *50% (lima puluh persen)*
staf;
k) Konstruksi (infrastruktur publik) dapat beroperasi *100% (seratus persen)* maksimal staf, hanya pada fasilitas produksi/konstruksi/pelayanan kepada
masyarakat dan untuk pelayanan administrasi perkantoran guna
mendukung operasional, diberlakukan maksimal *50% (lima puluh persen)*
staf dan wajib untuk menggunakan *aplikasi Peduli Lindungi* yang sudah
dimulai *sejak tanggal 7 September 2021* guna melakukan skrining terhadap semua pegawai dan pengunjung yang masuk kepada fasilitas
produksi/ konstruksi/ pelayanan dan wilayah administrasi perkantoran;
l) Utilitas dasar (listrik, air dan pengelolaan sampah) dapat beroperasi *100% (seratus persen)* maksimal staf hanya pada fasilitas
produksi/konstruksi/pelayanan kepada masyarakat dan untuk pelayanan
administrasi perkantoran guna mendukung operasional, diberlakukan
maksimal *50% (lima puluh persen)* staf dan wajib untuk menggunakan
*aplikasi Peduli Lindungi* yang sudah dimulai *sejak tanggal 7 September
2021* guna melakukan skrining terhadap semua pegawai dan pengunjung yang masuk kepada fasilitas produksi/ konstruksi/ pelayanan dan wilayah
administrasi perkantoran.
5) Pasar tradisional yang menjual kebutuhan sehari-hari dibatasi jam operasional
mulai pukul *06.00 - 21.00 WIB* dengan kapasitas pengunjung *75% (tujuh
puluh lima persen)* dengan protokol kesehatan yang ketat;
6) Khusus untuk kegiatan pasar rakyat yang menjual barang non kebutuhan
sehari-hari seperti toko pakaian, toko sepatu, toko emas dan lainnya dibatasi
sampai dengan pukul *18.00 WB dengan kapasitas pengunjung 75% (tujuh
puluh lima persen)* dengan protokol kesehatan yang ketat;
7) Bagi pedagang kaki lima di Pasar Baru Bekasi, Kranji Baru, Bantargebang dan Kranggan dapat beroperasi mulai pukul *21.00 WIB* sampai dengan pukul *05.00 WIB* dengan kapasitas pengunjung *75% (tujuh puluh lima persen)* dengan
protokol kesehatan yang ketat;
8) Untuk supermarket, hypermarket, pasar tradisional, toko kelontong dan pasar
swalayan yang menjual kebutuhan sehari-hari dibatasi jam operasional sampai
Pukul *21.00 WIB* dengan kapasitas pengunjung *75% (tujuh puluh lima
persen)*;
9) Untuk supermarket dan hypermarket *wajib menggunakan aplikasi Peduli Lindungi mulai tanggal 14 September 2021*;10) Pedagang kaki lima, toko kelontong, agen/outlet voucher, barbershop/pangkas
rambu/salon, laundry, pedagang asongan, bengkel kecil, cucian kendaraan dan
lainnya yang sejenis diizinkan buka sampai dengan pukul *21.00 WIB* dengan
protokol kesehatan ketat;
11) Untuk apotek dan toko obat dapat buka *selama 24 (dua puluh empat) jam*.
d. Pelaksanaan kegiatan makan/minum ditempat umum :
1) Warung makan/warteg, pedagang kaki lima, lapak jajanan dan sejenisnya diizinkan
buka dengan protokol kesehatan yang ketat sampai pukul *21.00 WIB* dengan
maksimal pengunjung makan *50% (lima puluh persen)* dari kapasitas dan waktu
makan maksimal *60 (enam puluh) menit*;2) Restoran/rumah makan, Kafe dengan lokasi yang berada dalam gedung/toko atau
area terbuka baik yang berada pada lokasi tersendiri maupun yang berlokasi pada
pusat perbelanjaan/mall diizinkan buka dengan ketentuan :
• menerapkan protokol kesehatan yang ketat sampai dengan *Pukul 21.00 WIB*;
• dengan kapasitas maksimal *50% (lima puluh persen)*;
• waktu makan maksimal *60 (enam puluh) menit*;
• *wajib menggunakan Aplikasi Peduli Lindungi* untuk melakukan skrining terhadap semua pengunjung dan pegawai.
3) Restoran/rumah makan, kafe dengan jam operasional dimulai dari malam hari
dapat beroperasi dengan ketentuan :
• menerapkan dengan protokol kesehatan yang ketat dan jam operasional
Pukul *18.00 WIB* sampai dengan maksimal Pukul *00.00 WIB*;
• kapasitas maksimal *50% (lima puluh persen)*;
• waktu makan maksimal *60 (enam puluh) menit*; dan
• *wajib menggunakan Aplikasi PeduliADLindungi* untuk melakukan skrining
terhadap semua pengunjung dan pegawai;
e. Kegiatan pada pusat perbelanjaan/mall/pusat perdagangan dibuka dengan
ketentuan :
1) kapasitas maksimal *50% (lima puluh persen)* dan jam operasional sampai
dengan pukul *21.00 WIB*, dengan protokol yang ketat;
2) *wajib untuk menggunakan Aplikasi Peduli Lindungi* untuk melakukan skrining
terhadap semua pengunjung dan pegawai pusat perbelanjaan/ mall/pusat
perdagangan terkait;
3) Menyiapkan protokol kesehatan ketat dan gerai Vaksinasi untuk karyawan,
pengunjung dan pedagang yang belum melakukan Vaksin;
4) penduduk *usia dibawah 12 (dua belas) tahun* diperbolehkan masuk dengan
syarat didampingi orang tua;
5) tempat bermain anak-anak, dan tempat hiburan dalam pusat perbelanjaan/ mall/
pusat perdagangan dibuka dengan syarat orang tua harus mencatatkan alamat dan
nomor telepon untuk kebutuhan tracing;
6) Bioskop dapat beroperasi dengan ketentuan :
a) *wajib menggunakan aplikasi Peduli Lindungi* untuk melakukan skrining
terhadap semua pengunjung dan pegavvai;
b) kapasitas maksimal *70% (tujuh puluh persen)* dan hanya pengunjung
dengan *kategori Hijau dan Kuning dalam Peduli Lindungi* yang boleh
masuk;
c) pengunjung *usia dibawah 12 (dua belas)* tahun diizinkan masuk dengan
syarat didampingi orang tua;
d) restoran/rumah makan dan kafe di dalam area bioskop diizinkan menerima
makan di tempat (dine in) dengan kapasitas maksimal *50% (lima puluh
persen)* dan waktu makan maksimal *60 (enam puluh) menit*; dan;
e) mengikuti protokol kesehatan yang diatur oleh Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif dan Kementerian Kesehatan;
f. Pelaksanaan kegiatan konstruksi untuk infrastruktur publik dan konstruksi swasta
(tempat konstruksi dan lokasi proyek) beroperasi *100% (seratus persen)* dengan
menerapkan protokol kesehatan secara lebih ketat;
g. Tempat ibadah (Masjid, Musholla, Gereja, Pura, Vihara, dan Klenteng serta tempat
lainnya yang difungsikan sebagai tempat ibadah), dapat mengadakan kegiatan
peribadatan/keagamaan berjamaah dengan maksimal *75% (tujuh puluh lima persen)*
kapasitas dengan menerapkan protokol kesehatan secara lebih ketat dan
memperhatikan ketentuan teknis dari Kementerian Agama;h. Fasilitas umum (area publik, taman umum, tempat wisata umum dan area publik
lainnya) diizinkan buka dengan kapasitas maksimal *25% (dua puluh lima persen)*
dengan menerapkan :
1) mengikuti protokol kesehatan yang diatur oleh Kementerian Kesehatan dan/atau
kementerian/lembaga terkait;
2) *wajib menggunakan aplikasi Peduli Lindungi* untuk melakukan skrining terhadap
semua pengunjung dan pegawai;
3) anak dibawah *12 (dua belas) tahun* diperbolehkan masuk di tempat wisata yang
sudah menggunakan *aplikasi Peduli Lindungi* dengan syarat didampingi orang
tua;
4) penerapan ganjil - genap di sepanjang jalan menuju dan dari lokasi tempat wisata
mulai Jumat *pukul 12.00 sampai dengan Minggu pukul 18.00 WlB*.
i. Kegiatan seni, budaya, olahraga dan sosial kemasyarakatan (lokasi seni, budaya,
sarana olahraga dan kegiatan sosial yang dapat menimbulkan keramaian dan
kerumunan) diizinkan buka dengan kapasitas maksimal *50% (lima puluh persen)*
dengan menerapkan protokol kesehatan secara lebih ketat serta *wajib menggunakan
aplikasi Peduli Lindungi*;
j. Kegiatan di pusat kebugaran/gym diizinkan buka dengan kapasitas maksimal *50%
(lima puluh persen)* dengan menerapkan protokol kesehatan secara lebih ketat serta
*wajib menggunakan aplikasi Peduli Lindungi*;k. Transportasi umum (kendaraan umum, angkutan masal, taksi (konvensional dan
online) dan kendaraan sewa/rental) diberlakukan dengan pengaturan kapasitas maksimal *100% (seratus persen) dan 100% (seratus persen)* untuk pesawat terbang
dengan menerapkan protokol kesehatan secara lebih ketat;
l. Pelaksanaan resepsi pernikahan dapat diadakan dengan maksimal *50% (lima puluh
persen)* dari kapasitas ruangan dan tidak mengadakan makan di tempat;m. 
Pelaku perjalanan domestik yang menggunakan mobil pribadi, sepeda motor dan
transportasi umum jarak jauh (pesawat udara, bis, kapal laut dan kereta api) harus:
1) menunjukkan *kartu vaksin (minimal vaksinasi dosis pertama)*;
2) menunjukkan PCR H-2 untuk pesawat udara serta Antigen (H-1) untuk moda
transportasi mobil pribadi, sepeda motor, bis, dan kereta api dan kapal laut;
3) untuk sopir kendaraan logistik dan transportasi barang lainnya berlaku sebagai
berikut:
• untuk sopir yang sudah divaksin 2 (dua) kali dapat menggunakan antigen yang
berlaku selama 14 (empat belas) hari untuk melakukan perjalanan domestik;
• untuk sopir yang baru divaksin 1 kali, antigen akan berlaku selama 7 (tujuh)
hari;
• untuk sopir yang belum divaksin, harus melakukan antigen yang berlaku
selama 1x 24 jam.
n. Tetap memakai masker dengan benar dan konsisten saat melaksanakan kegiatan
diluar rumah serta tidak diizinkan penggunaan face shield tanpa menggunakan
masker; dano. Pelaksanaan PPKM di tingkat RT/RW, Desa/Kelurahan dan Kecamatan tetap
diberlakukan dengan mengaktiftan Posko-Posko di setiap tingkatan dengan melihat
kriteria zonasi pengendalian wilayah;
2. lndustri yang memiliki orientasi ekspor dan domestik diizinkan beroperasi dengan kapasitas
*100% (seratus persen)* staf yang dibagi minimal dalam *2 (dua) shift* dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. memiliki IOMKI dan mendapatkan rekomendasi Kementerian Perindustrian;
b. perusahaan dan para karyawannya wajib menggunakan aplikasi peduli lindungi untuk
melakukan skrining terhadap orang yang keluar masuk pada fasilitas produksi
perusahaan;c. minimal *50% (lima puluh persen)* karyawan sudah divaksinasi dosis 1 (satu);
d. seluruh perusahaan wajib mengikuti acuan protokol kesehatan yang ditentukan oleh
Kementerian Perindustrian dan Kementerian Kesehatan. 
3. Kompetisi Sepak Bola Liga 1 (satu) dapat dilaksanakan maksimal 9 (sembilan) pertandingan
dan Kompetisi Sepak Bola Liga 2 (dua) dapat dilaksanakan maksimal 8 (delapan)
pertandingan setiap minggunya, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. seluruh pemain, ofisial, kru media, dan staf pendukung *wajib menggunakan aplikasi
peduli lindungi* untuk melakukan skrining terhadap orang yang keluar masuk pada
tempat pelaksanaan kompetisi dan Latihan;
b. pelaksanaan kompetisi tidak diperbolehkan menerima penonton langsung di stadion.
Kegiatan menonton bersama oleh supporter juga tidak diperbolehkan;
c. akan dilakukan uji coba pertandingan Liga 1 dengan menerima penonton langsung di
stadion, dengan ketentuan sebagai berikut :
• uji coba dilakukan pada 1 (satu) pertandingan setiap minggunya;
• jumlah penonton maksimal *25% (dua puluh lima persen)* dari kapasitas stadion
atau paling banyak *5.000 (lima ribu) orang*;
• Hanya penonton dengan kategori Hijau dalam *aplikasi Peduli Lindungi* yang
boleh masuk di stadion;
• Pertandingan yang dilakukan *uji coba dengan penonton ditentukan oleh PSSI dan PT LlB*.
d. seluruh pemain, ofisial, kru media, dan staf pendukung yang hadir dalam kompetisi
wajib sudah memperoleh vaksinasi dosis kedua, hasil negatif PCR H-1 dan hasil
negatif Antigen pada hari pertandingan;
e. pelaksanaan kompetisi liga 1 (satu) dan liga 2 (dua) wajib mengikuti aturan protokol
kesehatan yang ditentukan oleh Kementerian Kesehatan dan Persatuan Sepak Bola
Seluruh lndonesia.
4. Melaksanakan pengetatan aktivitas dan edukasi dengan prinsip sebagai berikut:
a. COVID-19 paling menular pada kondisi tertutup, pertemuan pertemuan panjang (lebih
dari 15 (lima belas) menit), interaksi jarak dekat, keramaian, aktivitas dengan bernapas
kuat misalnya bernyanyi, berbicara dan tertawa dan tidak memakai masker seperti
pada saat makan bersama;
b. penggunaan masker dengan benar dan konsisten adalah protokol kesehatan paling
minimal yang harus diterapkan setiap orang;
c. mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer secara berulang terutama setelah
menyentuh benda yang disentuh orang lain (seperti gagang pintu atau pegangan
tangga), menyentuh daerah wajah dengan tangan perlu dihindari;
d. jenis masker yang baik akan lebih melindungi dengan penggunaan masker sebanyak
2 (dua) lapis merupakan pilihan yang baik. Masker sebaiknya perlu diganti setelah
digunakan (>4 (lebih dari empat) jam);
e. penerapan protokol kesehatan dilakukan dengan mempertimbangkan faktor ventilasi
udara, durasi, dan jarak interaksi, untuk meminimalisir risiko penularan dalam
beraktivitas:
f. pertimbangan jarak dapat diterapkan sebagai berikut:
1. beraktivitas dari rumah saja, dan berinteraksi hanya dengan orang-orang yang
tinggal serumah;2. jika harus meninggalkan rumah, maka harus selalu mengupayakan jarak minimal
2 (dua) meter dalam berinteraksi dengan orang lain. Mengurangi/menghindari
kontak dengan orang lain yang tidak tinggal serumah; dan
3. mensosialisasikan berbagai petunjuk visual di tempat umum terkait pencegahan
dan penanganan COVID-19;
g. pertimbangan durasi dapat diterapkan sebagai berikut:
1. jika harus berinteraksi dengan orang lain atau menghadiri suatu kegiatan,
dilakukan dengan durasi yang singkat untuk mengurangi risiko penuraran; dan
2. dalam perkantoran dan situasi berkegiatan lainnya, penjadwalan dan rotasi dapat
membantu untuk mengurangi durasi interaksi.
h. pertimbangan ventilasi dapat diterapkan sebagai berikut:
1. berkegiatan di luar ruangan memiliki risiko penularan yang jauh lebih rendah
dibandingkan di dalam ruangan; dan
2. ruangan harus selalu diupayakan untuk memiliki ventilasi udara yang baik.
Membuka pintu, jendela dapat dilakukan untuk mengurangi risiko penularan.
Dalam kondisi pintu atau jendela tidak dapat dibuka, maka air purifier dengan
High Efficiency Particulate Air (HEPA) filter dapat digunakan di dalam ruangan.
5. Penguatan 3T (testing Tracing dan Treatment) perlu tetap diterapkan dalam pelaksanaan
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Bekasi;
6. Pelaksanaan Pengendalian, pengawasan dan penindakan terhadap Pelanggaran Disiplin
Protokol Kesehatan pada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota
Bekasi dilakukan sinergi oleh Pemerintah Kota Bekasi, Polres Metro Bekasi Kota dan Kodim
0507/Bekasi.
7. Dengan berlakunya surat Edaran Ketua Komite Kebijakan penanganan covid -19 dan
Transformasi Pemulihan Ekonomi Kota Bekasi ini, maka :
surat Edaran Ketua Komite Kebijakan penanganan corona virus Disease 2019 (covid-19) dan Transformasi pemulihan Ekonomi Kota Bekasi Nomor 443.1/1576/SET.COVID-19 tentang Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM) Level 3 Corona Virus Disease 2O19 di Wilayah Kota Bekasi, dinyatakan
tidak berlaku. 

 (Dro / Geoffrey .M ) 

Adv /  Humas Kota Bekasi .

Artikel Terkait

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Penulisan markup di komentar
  • Untuk menulis huruf bold gunakan <strong></strong> atau <b></b>.
  • Untuk menulis huruf italic gunakan <em></em> atau <i></i>.
  • Untuk menulis huruf underline gunakan <u></u>.
  • Untuk menulis huruf strikethrought gunakan <strike></strike>.
  • Untuk menulis kode HTML gunakan <code></code> atau <pre></pre> atau <pre><code></code></pre>, dan silakan parse kode pada kotak parser di bawah ini.

Disqus
Tambahkan komentar Anda

Tidak ada komentar