SIMAKBERITANEWS.COM
Minggu, 04/10/2020.
3 Pasukan Elit TNI Ini Nyatanya Jadi Hantu Teroris, Keberadaannya Dirahasiakan.
Sejauh ini memang TNI memiliki pasukan khusus yang disebut dengan Kopassus.
Sementara itu, pasukan khusus anti teror memang tidak hanya dimiliki oleh Polri.
TNI juga memiliki pasukan khusus untuk menghadapi para teroris.
Meski jarang dipublikasikan, pasukan anti teror TNI adalah satuan spesial dan misterius yang terbentuk dari sari pasukan khusus di tiap matra TNI.
Sebagai gambaran masing-masing matra TNI, Angkatan Darat (TNI AD), ANgkatan Laut (TNI AL) dan Angkatan Udara (TNI AU) memiliki satuan atau komando pasukan khusus.
Bila TNI AD memiliki Kopassus, TNI AU memiliki Paskhas, sedangkan untuk TNI AL memiliki Kopaska dan Taifib.
Dari komando pasukan khusus di tiap matra itulah dipilih pasukan terbaik yang kemudian dibentuk menjadi pasukan khusus anti teror.
1. Sat 81 Gultor
Satuan 81 Penanggulangan Teror (Gultor) disebut sebagai satuan anti teror pertama yang dimiliki Indonesia.
Sat 81 Gultor adalah satuan yang ada didalam tubuh Kopassus TNI Angkatan Darat.
Didirikan pada tanggal 30 Juni 1982, Sat 81 Gultor mempunyai prestasi mentereng dalam hal penanggulangan terorisme yakni pembebasan sandera dalam Operasi Woyla di Thailand.
Dalam operasi itu Sat 81 Gultor mampu melumpuhkan teroris yang menyandera penumpang pesawat Garuda DC-9 Woyla hanya dalam waktu kurang dari tiga menit.
Saat ini satuan ini lebih dikenal sebagai Sat 81dan telah menanggalkan julukan Gultor.
Saking elitnya kesatuan ini para anggota dan persenjataan mereka sangat dirahasiakan keberadaannya.
Detasemen Jala Mangkara atau Denjaka adalah satuan penanggulangan teror aspek laut milik TNI Angkatan Laut.
Berdiri pada tanggal 4 November 1984, Denjaka sudah malang melintang dalam operasi anti teror di negeri ini.
Terakhir Denjaka ikut dalam pembebasan kapal MV Sinar Kudus yang disandera perompak Somalia.
Anggota Denjaka diambil dari satuan khusus milik TNI AL yang sudah ada, yakni Kopaska dan Yon Taifib.
Sama seperti Sat 81 Gultor, jumlah personil Denjaka sangat dirahasiakan.
3. Detasemen Bravo 90
Detasemen Bravo 90 sekarang bernama Satuan Bravo 90 adalah unit anti teror milik TNI Angkatan Udara.
Satuan Bravo 90 dibentuk pada tanggal 12 Februari 1990.
Para anggota Satuan Bravo 90 diambil dari pasukan khusus angkatan udara Korps Paskhas.
Bersama dua satuan anti teror diatas, Satuan Bravo 90 tergabung dalam Pusat Pengendalian Krisis (Pusdalsis) BNPT.
Pusdalsis berisi gabungan satuan-satuan anti teror milik TNI-POLRI yang dapat digerakkan sewaktu-waktu jika negara membutuhkan.
Sekarang tinggal tunggu waktu saja RUU Anti Terorisme disahkan dan TNI, Polri beserta masyarakat Indonesia akan bersatu padu memberantas para pelaku teroris.
(ZULFAN Flora)