Polisi Tangkap Penyebar Hoaks Baju Tentara China di Laundry di Kelapa Gading
Polisi menangkap seorang tersangka berinisial AC karena menyebarkan hoaks. Pria 35 tahun itu ditangkap karena menyebarkan video yang menunjukkan banyak baju tentara China dilaundry di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
ADVERTISEMENT
Dalam penelusuran polisi informasi yang dibagikan AC di media sosial tidak benar. Baju tentara dalam video bukan pakaian tentara China melainkan Korea Selatan. Lalu lokasi pencuciannya juga bukan di Kelapa Gading.
"Atas dasar ahli bahasa, kami lakukan proses, mendalami, menelusuri, darimana sumber berita disebarluaskan sehingga kami menemukan tersangka AC, 35, tinggal di Jakarta Timur. Tersangka ini kami lakukan pelacakan, kemudian akhirnya temukan tersangka dan tangkap," kata Kapolres Jakarta Utara Kombes Pol Budhi Hardi Susianto kepada wartawan di Jakarta, Rabu (29/7).
"Jadi motifnya adalah dia ingin menyampaikan informasi yang sebenarnya dia terima juga dari orang lain, tapi belum dia cross check. Tapi dia anggap seolah-olah sudah benar, sehingga dia sebarkan. Sehingga menyebar ke medsos dan viral," kata Budhi.
Perbuatan AC dinilai polisi sebagai bentuk menyebarkan kebencian dan permusuhan di masyarakat. Ia dijerat dengan Pasal 45 a ayat (2) jo Pasal 28 UU ITE.
"Ancaman hukuman maksimal 6 tahun (penjara)" kata Budhi.
Video Viral Baju Tentara China Dilaundry di Kelapa Gading
Sebelumnya sebuah video viral di media sosial menunjukkan sejumlah baju yang diduga seragam tentara China dilaundry di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Video tersebut dibubuhi dengan narasi sebagai berikut:
Baju-baju komunis nih, komunis tentara China mencuci di Kelapa Gading, di laundry Kelapa Gading menerima pakaian seragam tentara China, China nih tuh tentara China ini. Enggak tahu maksudnya nyuci baju di Kelapa Gading, pasukannya sudah banyak ini. Siap perang enggak ini? Tuh tentara China nih, di laundry di Kelapa gading. Satu batalyon kayaknya nih.
ADVERTISEMENT
Terkait hal itu polisi telah melakukan pengecekan ke 44 lokasi laundry di Kelapa Gading. Hasilnya tidak ditemukan tempat laundry yang sesuai dengan di video.
Polisi juga menelusuri bahasa dan atribut yang tertera di seragam tersebut dengan menggandeng ahli bahasa. Semua yang tertera ternyata tidak menunjukkan berasal dari negara China.
"Dijelaskan, namanya juga nama khas korea, karena beda. Termasuk juga kesatuan di atribut tersebut semua dinyatakan ahli bahasa Korea itu bahasa Korsel," kata Budhi.
( Geoffrey .M )